Sabtu, 27 Agustus 2016

HIJAB ITU WAJIB BUKAN SUNNAH


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ



Sahabat, hijab itu bukan sunah bagi wanita tapi kewajiban,
Hijab itu tidak akan merugikan bagi kaum wanita, tapi menguntungkan bagi kaum wanita,
Hijab itu juga yang akan menaikan derajat kaum wanita bukan menurunkan derajat wanita,

Allah SWT berfirman surat Al-A’raf ayat 26 yang artinya  :

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.

Allah Juga berfirman di dalam surat al-Ahzab ayat 36 yang artinya :

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Perintah Berjilbab / Hijab
Allah SWT berfirman :
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berkata: “Ayat yang disebut dgn ayat hijab ini memuat perintah Allah kepada Nabi-Nya agar menyuruh kaum perempuan secara umum dgn mendahulukan istri & anak-anak perempuan beliau karena mereka menempati posisi yang lebih penting daripada perempuan yang lainnya, & juga karena sudah semestinya orang yang menyuruh orang lain utk mengerjakan suatu (kebaikan) mengawalinya dgn keluarganya sendiri sebelum menyuruh orang lain. Hal itu sebagaimana difirmankan Allah ta’ala (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian & keluarga kalian dari api neraka.” (Taisir Karimir Rahman, hal. 272)
Abu Malik berkata: “Ketahuilah wahai saudariku muslimah, bahwa para ulama telah sepakat wajibnya kaum perempuan menutup seluruh bagian tubuhnya, & sesungguhnya terjadinya perbedaan pendapat –yang teranggap- hanyalah dlm hal menutup wajah & dua telapak tangan.” (Fiqhu Sunnah li Nisaa’, hal. 382)
Kriteria Jibab Syar’i

1.  Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan
Syarat ini terdapat dalam firman Allah Swt:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (Qs. An-Nur : 31).

2.  Bukan berfungi sebagai perhaisan.
Syarat ini berdasarkan firman Allah Swt:
“Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka” (Qs An-Nur : 31)
Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu yang menyebabkan kaum lelaki melirikkan pandangan kepadanya.
Allah SWT berifirman :
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (Qs Al-Ahzab : 33)
Pakaian jilbab sebagaimana disebutkan pelindung wanita dari godaan laki-laki. Berarti pakaian muslimah (jilbab) tidak boleh berlebihan atau mengikuti trend mode tertentu karena memang jilbab bukan perhiasan.

3.  Berjenis kain tebal, tidak tipis.
Sebagai pelindung wanita, secara otomatis jilbab harus tebal atau tidak transparan atau membayang (tipis) karena jika demikian akan semakin memancing fitnah (godaan) dari pihak laki-laki.
Rasulullah Saw bersabda :
“ Bahwa Asma binti Abi Bakar masuk ke rumah Rasul dengan mengenakan pakaian yang tipis, maka Rasulullah berkata : “Wahai Asma, sesungguhnya wanita yang telah haid (baligh) tidak diperkenankan untuk dilihat daripadanya kecuali ini dan ini, dengan mengisyaratkan wajah dan tepak tangan.” (HR abu Daud)
Adapun fenomena kudung gaul yang kini sedang trend di kalangana anak muda dengan pakaian yang tipis dan serba ketat, hal ini jelas merupakan pelanggaran berat terhadap syarat jilbab yang diharuskan. Ancaman bagi mereka sebagaimana sabda  Rasullullah saw:
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang siksanya belum pernah saya lihat sebelumnya, (1) kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang digunakan memukul orang (ialah penguasa yang zhalim) (2) wanita yang berpakain tapi telanjang, yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Rambutnya sebasar punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan yang amat panjang.” (HR. Muslim)

                                                                                                                                                     
Top of Form
Bottom of Form
4.  Harus longgar, tidak ketat, sehinga tidak menggambarkan lekukan dari tubuhnya.
Diantara maksud diwajibkannya jilbab adalah agar tidak mungkin terwujud jika pakaian yang dikenakan tidak ketat dan tidak membentuk lekuk-lekuk tubuhnya. Untuk itu jilbab harus longgar atau tidak ketat.
“Rasulullah saw memberiku baju Qubthiyyah yang tebal (biasanya Qutbthiyyah itu tipis) yang merupakan baju yang dihadiahkan Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi saw bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qubthiiyah?” Aku menjawab: “Aku pakaikan baju itu pada istriku” Nabi saw lalu menjawab : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam Qubthiyyah itu, karena aku khawatir baju itu masih menggambarkan bentuhk tulangnya.” (HR. Al-Baihaqi, Ahmad, Abu dawud dan Ad-Dhiya).
Rasulullah memerintahkan pada istri Usamah bin jaid (sebagaimana termaktub dalam hadits di atas) agar menggunakan pakain rangkap sehingga Qubtiyah tidak membentuk tubuhnya. Perintah ini menunjukkan kewajiban. Imam Asy-Syaukani dalam mensyarah hadist ini mengatakan : “Hadist ini menunjukkan bahwa wanita itu wajib menutupi badannya dengan pakaian yang tidak menggambarkan bentuk tubuhnya. Ini merupakan syarat bagi penutup aurat.
Fatimah Az – Zahra,  putri Rasulullah pernah berkata kepada Asma : “Wahai Asma! Sesungguhnya Aku Memandang buruk apa yang dilakukan oleh kaum wanita yang menggenakan baju yang dapat meggambarkan bentuk tubuhnya” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim)

5.  Tidak diberi wewangian atau parfum
Syarat ini berdasarkan larangan terhadap kaum wanita untuk memakai wewangian bila mereka keluar rumah. Rasullluah Saw bersabda :
“Siapapun perempuan yang memakai wewangain. Lalu ia melewati kaum laki-laki agar ia menghirup wanginya, maka ia sudah berzina” (HR. An-Nasa’i)
“Jika salah seorang di antara kalian (kaum wanita) keluar rumah menuju mesjid, maka janganlah sekali-kaliu mendekatinya dengan memakai wewangian” (HR. muslim)
Alasan pelarangan itu jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Para ulama bahkan mengikutkan sesuatu yang semakna dengan pakaian indah, perhiasan yang tampak dan hiasan (asesoris) yang megah.

6.  Tidak menyerupai laki-laki
“Rasulullah melaknat pria yang menyerupai pakaian wanita dan wanita yang menyerupai pakai laki-laki.” (HR. Abu Dawud)
“Tidak masuk golongan kami para wanita yang menyerupai diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kami kaum wanita” (HR. Ahmad)

“Tiga orang yang tidak masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat: orang yang durhaka pada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelelakian danm menyerupakan diri dengan laki-laki, dan dayyuts (orang yang tidak memlki rasa cemburu)” (HR. Nasa’i, Hakim. Baihaqi dan Ahmad)
Para ulama memasukkan tindakan wanita yang menyerupai laki-laki dan tindakan kaum laki-laki  menyerupai wanita dalam “al-kabaair” (dosa-dosa besar). Mereka dilaknat dan laknat ini akan menimpa juga pada suaminya yang membiarkannya, meridhainya dan tidak malarang melakukannya hal itu.

7.  Bukan libas syurah (pakaian popularitas)
Berdasarkan hadist Ibnu Umar yang berkata : Rasulullah saw bersabda :
“Barang siapa yang menegakkan pakaian syurah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah menegakkan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Libas Syurah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas (gengsi) di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal yang dipakai oleh seorang untuk berbangga dengan gaun dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah dan yang dipakai oleh seorang yang menampakan kedzuhudannnya dan dengan tujuan riya.
Itulah syarat-syarat pakaian seorang muslimah. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pakaian muslimah hendaklah menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan denga rincian sebagaimana dikemukakan di atas, ia sendiri  bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, tidak sempit sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum dan bukan merupakan pakaian popularitas.

Semoga bermanfaat bagi sahabat pembaca dari artikel ini.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Senin, 22 Agustus 2016

frelinee: JANGAN MENUHANKAN TUHAN SELAIN ALLAH

frelinee: JANGAN MENUHANKAN TUHAN SELAIN ALLAH: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Jangan pernah menuhankan uang, karena...

JANGAN MENUHANKAN TUHAN SELAIN ALLAH



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Jangan pernah menuhankan uang, karena uang bukanlah Tuhan, namun masih banyak orang yang ucapanya memaknai dosanya itu lebih besar dari perbuatanya. Sebagai contoh jika kita bertanya kepada seorang pelacur, mengapa dia mencari nafkah dari perbuatan yang melanggar syariat Allah. Jawabannya singkat dan relatif, namun terselip kalimat yang menguras hati sampai meneteskan air mata pada saat itu, “ kalau gak kayak gini gimana kasih makan anak di rumah”. Astaghfirullah. Seakan dia berbicara, berprilaku tak ada Allah dalam kehidupannya. Hasil wawancara tersebut nyata tanpa rekayasa, di tahun 2012 saya menemani teman saya untuk melakukan survei yang akan di publikasikan pada blognya tentang maraknya dunia malam di salah satu taman yang terletak di kota M, maaf saya tidak bisa menyebutkan nama kota dengan jelas. Namun sangat miris banyaknya insan di dunia ini yang menuhankan uang dalam kehidupan.


أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ


Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)” (QS. An Naml: 62)
Padahal telah jelas dalam Al-Qur'an, ada 4 cara Allah SWT memberi rezeki kepada makhluk-Nya:
Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin oleh Allah :

“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS. Hud: 6). Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
Tingkat rezeki kedua, yaitu yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan :

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm: 39).
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.
Tingkat rezeki ketiga, yaitu rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur :

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.
Tingkat rezeki keempat, yaitu rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah SWT :

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:2-3)

Rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin disaat seseorang berada dalam kondisi sangat sangat membutuhkan. Atau bisa juga datang disaat .
Masihkah diantara kita hendak menuhankan Tuhan selain Allah SWT ?, begitu besar nikmat Allah yang dapat kita rasakan selagi kita tetap bersamanya dan terus menyertakan langkah kita bersama Allah SWT.  

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Minggu, 21 Agustus 2016

KEAJAIBAN AYAT QURSY



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ini adalah kisah nyata dari Amerika Serikat (US). Pengalaman nyata seorang muslimah asal asia yang mengenakan hijab.

Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman. Suasana jalan setapak agak sepi. Dia melewati short cut yang agak gelap seorang diri. Pada saat ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria kaukasian, pasti orang amerika pikirnya. Tapi perasaan wanita ini sedikit karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.Dia berusaha tetap tenang dan membaca ayat Qursy, dia lanjutkan dengan terus membaca berulang-ulang seraya  bersungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt.

Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa. sekilas ia melirik ke arah pria itu, orang itu asik dengan rokoknya dan seolah tidak memperdulikannya, (Alhamdulillah serunya dalam hati). Keesokan ia lihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya dilorong gelap tersebut karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintasi jalan shorcut itu. Hati muslimah inipun tergerak karena wanita tadi melintas jalan shorcut tersebut hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana. Dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku dari kotak kaca, dari beberapa orang yang dicurigai polisi.

Muslimah inipun memberanikan diri datang ke kantor polisi, dan memberitahukan bahwa rasanya ia bisa mengenali sosok pelaku pelecehan kepada wanita tersebut, karena ia Menggunakan jalan yang sama sesaat sebelum wanita tadi melintas.Melalui kamera rahasia akhirnya muslimah inipun bisa menunjuk salah seorang yg diduga sebagai pelaku,ia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong itu dan mengacuhkannya sambil terus merokok. Melalui interogasi polisi akhirnya orang yang diyakini oleh muslimah tadi mengakui perbuatannya. tergerak oleh rasa ingin tau, muslimah ini menemui pelaku tadi dan didampingi oleh polisi.

Muslimah : Apa kau melihat saya, saya juga melewati jalan itu beberapa menit sebelum wanita yang kau perkosa itu? mengapa anda hanya menggangunya tapi tidak menggangguku ? mengapa anda tidak berbuat apa apa padahal waktu itu aku sendirian ?

Penjahat : tentu saja saya melihatmu malam tadi, anda berada disana malam tadi beberapa menit sebelum wanita itu,saya tidak berani mengganggu anda, saya melihat ada dua orang besar dibelakang anda pada waktu itu. Satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan Anda.

Muslimah itu tidak bisa melanjutkan kata-katany.  Rasa penuh syukur dan terus mengucap alhamdulillah. Dengkulnya bergetar mendengar penjelasan pelaku kejahatan itu, ia langsung menyudahi pertanyaannya dan minta diantar keluar dari ruang itu oleh petugas polisi.

Dalam hatinya tiada henti bersyukur kepada Allah, “ Ya Allah terimakasih ”. Mungkin itulah perlindungan dan hikmah karena ia tiada berhenti membaca ayat Qursy selama ia ketakutan dalam perjalanan pulang tersebut.

Maha kuasa Allah dengan segala keagungan dan KebesaraNya, semoga kita selalu dalam Lindungan Allah dan senantiasa mendarah dagingkan Ayat – ayat Allah dalam diri kita.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Sabtu, 20 Agustus 2016

Arti Tuhan Dalam Hidup



Bermula dari mengenal Tuhan dalam hidup adalah sejatinya mengenal diri kita sendri, siapa kita ?, dari mana kita berasal ?, apa tujuan kita hidup ?, dan apa yang pasti dalam hidup kita ? .Tanpa kita mengenal diri kita terlebih dahulu maka sulit rasanya kita mendapatkan apa yang kita inginkan dalam hidup kita. Sama hal dengan mencintai sesuatu dalam hidup kita, apakah bisa kita mencintai orang yang ada didekat kita jika kita belum atau tidak mengenal dia terlebih dahulu?, pastinya tidak akan bisa, karena kita belum mengenal dia terlebih dulu. Mungkin saja apa yang kita lakukan untuknya malah akan membuat dia risih karena ketidaknyamanan atas apa yang kita lakukan. So, begitulah kita harus mengenal seberapa pentingkah arti Tuhan dalam hidup kita.
Sebelum saya membahas jauh tentang Tuhan agar kita mengenal Nya, maka saya akan mengajak teman – teman untuk mengetahui 99 sifat Allah, dengan kita mengenal sifat Allah, kita akan mengetahui bagaimana Allah bagi kita.    
1.       Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2.      Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3.    Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4.    Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5.    Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6.    Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7.    Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8.    Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9.    Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10.  Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11.  Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12.  Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13.  Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14.  Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15.  Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16.  Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17.  Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18.  Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19.  Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20.  Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21.  Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22.  Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23.  Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24.  Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25.  Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26.  As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27.  Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28.  Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29.  Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30.  Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31.  Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32.  Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33.  Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34.  Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35.  Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36.  Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37.  Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38.  Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39.  Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40.  Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41.  Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42.  Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43.  Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44.  Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45.  Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46.  Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47.  Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48.  Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49.  Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50.  Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51.  Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52.  Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53.  Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54.  Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55.  Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56.  Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57.  Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58.  Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59.  Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60.  Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61.  Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62.  Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63.  Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64.  Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65.  Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66.  Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67.  Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68.  As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69.  Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70.  Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71.  Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72.  Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73.  Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74.  Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75.  Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76.  Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77.  Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78.  Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79.  Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80.  At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81.  Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82.  Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83.  Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84.  Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85.  Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan    Kemuliaan
86.  Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87.  Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88.  Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89.  Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90.  Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91.  Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92.  Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93.  Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94.  Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95.  Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96.  Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97.  Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98.  Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99.  As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar[1]
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"
Sungguh mulia 99 sifat Allah bagi kita ketahui, sambil menulis pun rasanya hati ini bergetar, dada seakan terjepit menahan isak tangis, jemari tangan beberapa kali mengusap air mata, malu rasanya kepada zat yang meciptakan kita namun tak satupun sifat dari asmaul husnanya yang mampu untuk di terapkan dalam menjani problema kehidupan. Dalam menulis 99 sifat Allah saya turut mendoakan agar sahabat pembaca nantinya untuk sama – sama kita tuturkan dan mengagungkan setiap waktu dari sifat sifat Allah tersebut.


[1] http://kurnia-chucky5.blogspot.co.id/