السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ
Jangan pernah menuhankan uang,
karena uang bukanlah Tuhan, namun masih banyak orang yang ucapanya memaknai
dosanya itu lebih besar dari perbuatanya. Sebagai contoh jika kita bertanya
kepada seorang pelacur, mengapa dia mencari nafkah dari perbuatan yang
melanggar syariat Allah. Jawabannya singkat dan relatif, namun terselip kalimat
yang menguras hati sampai meneteskan air mata pada saat itu, “ kalau gak kayak gini gimana kasih makan anak
di rumah”. Astaghfirullah. Seakan dia berbicara, berprilaku tak ada Allah
dalam kehidupannya. Hasil wawancara tersebut nyata tanpa rekayasa, di tahun
2012 saya menemani teman saya untuk melakukan survei yang akan di publikasikan
pada blognya tentang maraknya dunia malam di salah satu taman yang terletak di
kota M, maaf saya tidak bisa menyebutkan nama kota dengan jelas. Namun sangat miris
banyaknya insan di dunia ini yang menuhankan uang dalam kehidupan.
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ
السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ
قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang
yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah
disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”
(QS. An Naml: 62)
Padahal telah jelas dalam Al-Qur'an, ada 4 cara Allah SWT memberi
rezeki kepada makhluk-Nya:Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin oleh Allah :
“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia)
yg bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS.
Hud: 6). Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh
makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
Tingkat rezeki kedua, yaitu yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan :
“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali
apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm: 39).
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa
yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika
kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan
mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.
Tingkat rezeki ketiga, yaitu rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai
bersyukur :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang
yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat
rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yg
dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena
Allah tambahkan selalu.
Tingkat rezeki keempat, yaitu rezeki istimewa
dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan
bertawakal pada Allah SWT :
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari
arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:2-3)
Rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang
istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari
arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin disaat seseorang berada dalam kondisi
sangat sangat membutuhkan. Atau bisa juga datang disaat .
Masihkah diantara kita hendak menuhankan Tuhan
selain Allah SWT ?, begitu besar nikmat Allah yang dapat kita rasakan selagi
kita tetap bersamanya dan terus menyertakan langkah kita bersama Allah SWT.
Allahuakbar,Fabiayyi aalaa'i rabbikuma tukadzdzibaan.maka nikmat tuhanmu yg manakah yg kmu dustakan?
BalasHapusterima kasih untuk komentarnya, semoga kita selalu mensyukuri segala kenikmatan yang di berikan Allah SWT
BalasHapus